PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK
1.karakteristik
pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI
Ø Pekembangan fisik
Pertumbuhan fisik pada
masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak
dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama
karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh
lainnya.
Ø Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada
usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa
bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta
mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan –
ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang
terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak
juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal,
seperti senam, berenang, dll.
Beberapa
perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain
:
a).
Anak Usia 5 Tahun
·
Mampu melompat dan menari
·
Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
·
Dapat menghitung jari – jarinya
·
Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
·
Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
·
Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
·
Mampu membedakan besar dan kecil
b).
Anak Usia 6 Tahun
·
Ketangkasan meningkat
·
Melompat tali
·
Bermain sepeda
·
Mengetahui kanan dan kiri
·
Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
·
Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c).
Anak Usia 7 Tahun
·
Mulai membaca dengan lancer
·
Cemas terhadap kegagalan
·
Peningkatan minat pada bidang spiritual
·
Kadang Malu atau sedih
d).
Anak Usia 8 – 9 Tahun
·
Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
·
Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
·
Ketrampilan lebih individual
·
Ingin terlibat dalam sesuatu
·
Menyukai kelompok dan mode
·
Mencari teman secara aktif.
e).
Anak Usia 10 – 12 tahun
·
Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh
yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak
·
Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci,
menjemur pakaian sendiri , dll.
·
Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
·
Mulai tertarik dengan lawan jenis
2.Perkembangan
peserta didik pada tingkatan MI:
sosial
Perkembangan sosial
berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan
sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan
budaya dalam masyarakat tempat anak tumbuh kembangkan tugas perkembangannya.
Dalam belajar hidup bermasyarakat diperlukan tiga proses dalam bersosialisasi,
yaitu:
- Belajar berperilaku yang dapat diterima social.
- Memainkan peran social yang dapat diterima
- Perkembangan sikap social.
Jika peserta didik tidak mampu melakukan 3 proses sosialisasi
diatas maka peserta didik tersebut berkembang menjadi orang yang nonsosial,
asosial, dan anti sosial.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik
melakukan sosialisasi adalah sebagai berikut:
- Kesempatan dan waktu untuk bersosialisai dengan orang lain.
- Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti peserta didik maupun orang dewasa lain.
- Motivasi peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi.
- Metode belajar efisien dan bimbingan bersosialisasi.
Pengalaman sosial awal memegang peranan penting bagi
perkembangan dan perilaku sosial selanjutnya. Sebab pengalaman sosial awal
cenderung menetap. Jadi mudah atau sulitnya perkembangan sosial anak
selanjutnya tergantung pada baik buruknya si anak mempelajari sikap dan
perilaku sosial. Selain itu, pengalaman sosial awal juga berpengaruh terhadap
partisipasi sosial anak. Anak yang mempunyai pengalaman sosial awal yang baik
cenderung lebih aktif dalam kegiatan kelompok social begitu juga sebaliknya.
Para peserta didik usia SD atau MI yang berada pada posisi anak
akhir akan mulai membentuk kelompok bermain yang selanjutnya berkembang menjadi
kelompok belajar dan melakukan aktifitas pada masa anak. Sedangkan peserta
didik kelas 5 atau 6 kadang-kadang sudah mengalami masa puber. Pada masa ini
seorang peserta didik mengalami perubahan fisik sensual yang pesat. Sehingga
seorang anak cenderung menarik diri dari kelompoknya, kurang dapat berinteraksi
dan bersosialisasi dengan orang lain. Juga terjadi kemunduran minat untuk
bermain dan melakukan aktifitas kelompok serta cenderung bersikap antisocial.
Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang
secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih
bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah
berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya
menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka
tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera,
karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata
dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam
proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :
a).
Negasi yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan – hubungan
antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b).
Hubungan Timbal Balik, yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat
dalam suatu keadaan.
c).
Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda
yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk
mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan.
Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya
dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak
secara nyata.
Bahasa
Selama
masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa
kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat
dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap
anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat
menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
Emosi
3.Cara
mendidik peserta didik yang memiliki kekurangan fisik